Timnas Indonesia vs China: Mati-matian, Habis-habisan



 Pertandingan Timnas Indonesia versus China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (5/6) akan menjadi pertarungan mati-matian.


Pelatih China, Branko Ivankovic, tegas mengatakan tak gentar dengan kualitas pemain Indonesia. Ia percaya diri racikan strateginya, sekali lagi, akan membuat Indonesia bertekuk lutut.


Kisah tahun lalu menjadi empirisnya. Sebelum laga pada 15 Oktober 2024 itu Indonesia sangat diunggulkan. Pasalnya China belum pernah menang. Namun, akhirnya China menang 2-1.



Bagi pelatih asal Kroasia ini, cara terbaik mengalahkan Indonesia adalah dengan main kompak, rapat, disiplin, dan gesit. Ivankovic mengatakan, strategi mainnya adalah memasang 10 striker.


Ivankovic juga punya kisah manis saat dalam situasi kritis. Pada 2 September 2021, dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022, Ivankovic yang menangani timnas Oman menggebrak publik Jepang.


Ketika itu Oman menang 1-0 atas Jepang di Stadion Suita City Football. Tak ada yang menyangka Oman akan menang atas Jepang. Kisah itu disebut dengan istilah 'Suita Miracle'.


Keajaiban Suita ini ingin diulangi. Dengan formasi 4-4-2 yang dinamis, elastis, dan pragmatis, Ivankovic ingin menghancurkan Indonesia yang mulai mengadopsi total football.


Apalagi sejarah berpihak pada China. Sudah 38 tahun Indonesia tak pernah menang atas China. Terakhir kali negeri kepulauan ini menang atas China pada 20 Februari 1987.


Karenanya China datang ke Jakarta dengan semangat membara. Jika kalah dari Indonesia, kans untuk lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan tertutup.



Misi minimal tim berjulukan 'The Dragon' ini adalah mencuri satu poin. Selanjutnya China menang atas Bahrain di kandang dan pada saat yang sama Indonesia takluk dengan skor besar dari Jepang.


Namun, Timnas Indonesia tak akan membiarkan Ivankovic menjalankan strateginya dengan baik. Patrick Kluivert dan kawan-kawan sudah menyiapkan serum anti-kejutan China.



China, bagaimanapun bukanlah negara sepak bola. Karenanya wajar Patrick Kluivert percaya diri Timnas Indonesia bisa meraup tiga poin atas China.


Dari banyak aspek, tim Merah Putih memang unggul atas China. Statistik Indonesia selama Kualifikasi Piala Dunia 2026, sebagaimana dilansir FIFA, lebih menonjol dibanding China.


Tuah Stadion Utama Gelora Bung Karno juga makin nyata. Bahrain dan Arab Saudi, yang biasanya selalu bisa berpesta di Jakarta, dibuat tak berkutik di stadion berkapasitas 70 ribu itu.



Ini seperti indikasi bahwa China juga akan dibuat tak berdaya. Tinggal bagaimana Jay Idzes dan kawan-kawan menata kekuatan, membangun kelebihan, dan menyelesaikan peluang.


Berkaca dari dua laga sebelumnya, saat melawan Australia dan Bahrain, gaya bermain Indonesia belum matang. Kluivert seperti masih mencari komposisi ideal skuad Garuda.


Untuk lini belakang misalnya, Kluivert masih meraba apakah lebih tepat dengan tiga bek tengah atau dua. Saat melawan Australia dua bek dan melawan Bahrain dengan tiga bek.


Komposisi Rizky Ridho, Jay Idzes, dan Justin Hubner, sebagai 'the winning team' di lini belakang, bisa saja berubah. Pasalnya Mees Hilgers sudah pulih dari cedera dan dalam kondisi prima.


Nama Hilgers jelas lebih besar dari Ridho dan Hubner. Kualitasnya, di Liga Belanda, terbilang mentereng, kendati sempat melakukan blunder di akhir-akhir laga FC Twente musim ini.


Komposisi lini depan pun butuh chemistry baru. Absennya Ragnar Oratmangoen dan Marselino Ferdinan membuat Ole Romeny harus beradaptasi dengan rekan baru.


Ada banyak pilihan di depan, seperti Yakob Sayuri, Stefano Lilipaly, Egy Maulana Vikri, Rafael Struick, Ramadhan Sananta, Beckham Putra atau Dean James.


Yang pasti, siapapun yang nantinya dipilih Kluivert, sepantasnya tak memandang China sebelah mata. China datang untuk tampil mati-matian, maka itu Indonesia mesti habis-habisan.

Posting Komentar

0 Komentar